Air adalah faktor penting dalam budidaya udang, kondisi air kolam dapat menentukan apakah budidaya yang dijalankan akan berhasil nantinya, sehingga penting bagi petambak untuk rutin melakukan pengecekan kualitas air kolam miliknya, karena dengan mengetahui kondisi air kolam yang ada petambak dapat mengetahui ataupun memprediksi kendala yang akan dihadapi.
Warna air pada tambak udang menjadi salah satu indikator kondisi air yang paling mudah untuk diamati. Pengamatan perubahan warna air ini perlu diamati secara rutin, karena warna air dapat menggambarkan kadar alkalinitas dalam kolam. Jika dalam satu hari terjadi perubahan warna yang cukup sering seperti terlihat kuning di pagi hari kemudian terlihat hijau pada sore hari, maka hal ini menunjukkan adanya perubahan pH yang cepat, yang akan membuat udang menjadi stress dan akan berimbas ke imunitas udang itu sendiri.
Perubahan warna air kolam tambak juga mengindikasikan jenis plankton yang terkandung di dalamnya, menurut ISW group, jenis plankton yang baik bagi tambak adalah plankton Chlorophyta yang memiliki pigmen hijau. Keberadaan plankton jenis ini dapat membuat warna air tambak menjadi berwarna hijau.
Dengan kata lain, warna air tambak yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan udang adalah air yang berwarna hijau. Namun, air tambak warna hijau tidak serta merta menjadi patokan tambak yang baik. Pasalnya, terdapat jenis plankton baik lainnya yang tidak menyebabkan warna hijau pada tambak. Contohnya adalah Diatomae, salah satu jenis plankton yang dapat menyebabkan warna coklat muda pada air tambak. Sehingga, petambak tak perlu khawatir jika tambaknya memiliki warna air coklat muda atau air terlihat keruh (Baca juga: Cara Mengatasi Air Tambak yang Keruh Agar Budidaya Udang Vaname Berhasil).
Menurut Muharjadi Atmomarsono, peneliti di balai penelitian dan budidaya air payau, warna air dapat mencirikan kondisi kolam, saat warna air tambak udang menunjukkan indikasi tidak baik untuk kehidupan udang, maka perlu dilakukan treatment, berikut informasi tentang kondisi air berdasarkan warnanya dan cara merubah warna air tambak serta penanganannya menurut Muharjadi:
1.Kuning kehijauan, dan hijau muda.
Pertanda fitoplankton kurang ataupun belum stabil, diperlukan pemberian pupuk susulan TSP/Urea sambil dicek perubahan warna air nya, bila masih berubah-ubah, dapat ditambahkan dolomit sebanyak 10 ppm
2. Hijau Tua
Pertanda fitoplankton sedang dan cukup stabil, perlu sedikit pemberian pupuk TSP dan dilihat perkembangannya
3. Hijau kecoklatan
Fitoplankton cukup bagus, perlu dijaga dengan pemberian pupuk susulan setiap minggu
4. Hijau kebiruan
Pertanda berkembangnya fitoplankton blue green algae, dan juga pertanda adanya udang yang keropos, perlu penggantian air, aplikasi dolomit 10 ppm dan juga pemberian pupuk TSP (SP-36)
5.Hijau pekat
Pertanda fitoplankton beracun (Microcystis spp), air terasa berlendir/lengket, akibatnya banyak udang yang sakit, untuk penanggulannya penggantian air bila memungkinkan dan juga pemberian kapur dolomit
6. Coklat tua
Biasanya terjadi di tambak yang menggunakan dasar tanah, pertanda fitoplankton masih kurang, karena TSM (air agak merah di tambak sulfat masam) sedangkan untuk penanggulangannya menggunakan pupuk urea dan pupuk TSP (SP-36) dengan perbandingan 2:1 dan juga aplikasi dolomit 3,5 ppm, selain itu perlu reklamasi lahan lebih lanjut
7. Coklat kemerahan
Munculnya fitoplankton beracun (trichodesmium, noctiluca, gymnodinium, gonyaulax), selain itu juga pertanda air di tambak bersifat sulfat masam, perlu reklamasi kembali, dan pemberian kapur dan pupuk urea saat proses persiapan, dan juga perlu pembilasan tambak secara berulang ulang.
8. Hitam
Fitoplankton tidak tumbuh, dan juga pertanda banyaknya pembusukan bahan organik, untuk penanggulangannya lumpur hitam harus diangkat keluar dan bila perlu ditaburi kapur bakar.
Sumber:
Muharjadi Atmomarsono,dkk. - Balai penelitian dan pengembangan budidaya air payau Maros-Sulawesi Selatan
Budidaya Sidat dengan Teknologi Nanobubble
4 Teknik Budidaya Melon Hidroponik
Nanofertilizer dan Manfaatnya
Meningkatkan Kesuburan Tanah dengan Nanobubble
Mengenal MBBR dengan Aerasi Nanobubble
Waspada Penyakit AHPND pada Udang
Dissolved Air Flotation dengan Teknologi Nanobubble
6 Jenis Penyakit pada Udang yang harus diwaspadai
Cara Mengatasi Kualitas Air Tambak yang Buruk
Ikan Hias Mati Mendadak Rugi Ratusan Juta