Pemanfaatan Teknologi Nanobubble untuk Bawang Putih
26 Apr 2021 14:44:46 | Dilihat 3037 kali

Hingga saat ini, lebih dari 90 persen kebutuhan bawang putih dalam negeri masih dipasok dari produk impor. Berdasarkan hasil proyeksi data Kementerian Pertanian-Direktorat Jenderal Horti 2018, pada tahun 2021 konsumsi bawang putih nasional mencapai 569.366 ton, sedangkan tingkat produksi hanya 16.476 ton.
Teknologi Nanobubble sebagai Problem Solver Bawang Putih
Inovasi teknologi ultra-fine bubble diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan bawang putih di Indonesia. Dengan demikian, kita tidak lagi bergantung pada impor dari negara lain dan dapat memaksimalkan potensi daerah yang ada. Menurut ISO 20480-1:2017 (E), definisi Ultra-fine bubble adalah fine bubble dengan ukuran diameter kurang dari 1 µm. Teknologi ini juga dikenal dengan nama Nanobubble, dimana gelembung yang dihasilkan berukuran nano sehingga memiliki luas permukaan yang besar.
Dilansir dari halaman Republika.co.id, inovasi teknologi nanobubble yang dikembangkan oleh IPB bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) diaplikasikan di Desa Tuwel, Kabupaten Tegal. Saat ini, Provinsi Jawa Tengah menyumbang produksi bawah putih tertinggi sebanyak 19.547 ton yang salah satunya dari Kabupaten Tegal. Dalam implementasi inovasi teknologi nanobubble, petani di Desa Tuwel dibantu oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan serta Bank Indonesia Kabupaten Tegal. Menurut salah satu petani mitra Desa Tuwel, Ahmad Maufur, teknologi nanobubble membuat para petani menjadi semangat menanam bawang putih dan ingin mengembalikan kejayaan bawang putih di Desa Tuwel seperti dimasa lalu saat tahun 1990 an. Mereka menyebutkan bahwa bawang putih dari Desa Tuwel memiliki kandungan gizi 15 kali lebih tinggi dibandingkan bawang putih impor.
Menurut Prof Dr. Y Aris Purwanto, dosen fakultas teknologi pertanian IPB, keunggulan inovasi nanobubble ini adalah mempercepat masa muncul umbi bawang putih. Selama ini, petani harus menunggu lima hingga enam bulan supaya benih bawang putih dapat ditanam. Sementara itu, dengan menggunakan teknologi nanobubble hanya menunggu dua hingga tiga bulan. Saat gelembung nanobubble diinjeksikan kedalam air, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO) akan meningkat karena ukuran gelembungnya yang sangat kecil. Tingginya kandungan oksigen di dalam air nanobubble akan mempercepat proses germinasi, sehingga benih bawang putih yang direndam dalam air tersebut akan lebih cepat tumbuh. Kecepatan muncul umbi bawang putih juga dipengaruhi oleh jenis varietas yang ditanam. Penggunaan nanobubble ini sangat efisien dalam menjaga ketersediaan benih kapanpun petani membutuhkannya. Selain itu teknologi ini sangat praktis, dapat digunakan di berbagai tempat dan lokasi.
Nanobubble untuk Hidroponik
Nanobubble telah diaplikasikan dalam bidang yang luas termasuk pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan air. Nanobubble.id merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi generator penghasil gelembung nano dengan ukuran 80-200 nm. Ukuran gelembung yang kecil memiliki tingkat kestabilan sangat tinggi saat diinjeksikan dalam air sehingga kandungan oksigen terlarut (DO) yang tinggi dapat bertahan lama dalam air.
Selain pada bawang putih, nanobubble juga dapat diterapkan pada tanaman hidroponik padi dan sawi. Teknologi Nanobubble dapat mematahkan dormansi benih padi yang menghambat perkecambahan benih. ROS (spesi oksigen reaktif) yang dihasilkan gelembung nanobubble menekan hormon Asam Absisat (ABA) sehingga potensi tumbuh maksimum padi akan semakin tinggi. Pada pertumbuhan sawi (Brassica campestris), nanobubble meningkatkan pertumbuhan dengan indikator tinggi, panjang daun dan berat segar. Konsentrasi oksigen yang tinggi, luas permukaan spesifik lebih besar dan muatan elektronegatif dari gelembung nano dapat menarik ion bermuatan positif yang terlarut dalam nutrisi sehingga meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Silahkan menghubungi tim kami di Nanobubble.id untuk mendapatkan penawaran mesin nanobubble terbaik yang dapat digunakan dalam berbagai bidang atau dapat juga melalui Tokopedia kami.
Penulis: Zakia Dwi Puspa Ramadina
Sumber:
[1] Databoks. 2018. Proyeksi produksi, konsumsi dan defisit bawang putih Nasional (2017-2021).https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/07/25/berapa-konsumsi bawang-putih-indonesia#, diakses pada 19 April 2021.
[2] Ebina, K., Shi, K., Hirao, M., Hashimoto, J., Kawato, Y., Kaneshiro, S & Yoshikawa, H. 2013. Oxygen and Air Nanobubble Water Solution Promote the Growth of Plants, Fishes, and Mice. PLoS One, 8(6): 1-7. Doi:10.1371/journal.pone.0065339.
[3] Iswara, V., Setiawan, A., Palupi, E. R., & Purwanto, Y. A. 2019. Ultrafine Bubble Water Pengaruhnya dalam Pematahan Dormansi Benih Padi. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 2(3): 137-143. Doi:http//dx.doi.org/10.21082/jpptp.v2n3.2018.p137-143.
[4] Kelana, I. 2021. Kembalikan Kejayaan Bawang Putih dengan Ultra-Fine Bubble.
https://www.republika.co.id/berita/qmxac3374/kembalikan-kejayaan-bawang-putih-
engan-ultra-fine-buble%C2%A0, diakses pada 19 April 2021.