Apa itu Daphnia? Daphnia sp. atau seringkali disebut sebagai Kutu Air ini termasuk golongan zooplankton, hewan dalam filum Arthropoda. Secara umum, daphnia hidup di perairan tawar. Spesies-spesies dari genus Daphnia ditemukan mulai dari daerah tropis hingga arktik dengan berbagai ukuran serta habitat mulai dari kolam kecil hingga danau luas. Dari lima puluh spesies Daphnia di seluruh dunia, hanya enam spesies yang secara normal dapat ditemukan di daerah tropis, salah satunya spesies Daphnia magna. Daphniasalah satu hewan poikiloterm yang metabolismenya dipengaruhi oleh lingkungan. Daphnia memiliki dinding tubuh yang transparan sehingga organ-organ internalnya akan tampak jelas terlihat di bawah mikroskop. Daphnia berukuran antara 1-5 mm.
Daphnia sebagai pakan alami Pemanfaatan Daphnia sebagai pakan alami sudah dikenal sejak lama dalam dunia perikanan. Selain kuantitasnya yang banyak serta kemudahan dalam kultur, kandungan nutrisi daphnia juga menjadi pertimbangan dalam pemilihan pakan oleh para budidaya. Kandungan nutrisi Daphnia bervariasi menurut umur dan jenis makanan yang dimakannya. Kandungan protein daphnia mencapai 70% dari berat kering dan kandungan lemak sekitar 20-27%. Daphnia juga mengandung sejumlah enzim pencernaan seperti proteinase, peptidase, amilase, lipase dan selulase yang berfungsi sebagai ekso-enzim pada pencernaan larva ikan.
Daphnia seringkali digunakan oleh segmen pembenihan, sebagai pakan alami di fase larva atau burayak. Pada dunia ikan hias, pakan alami daphnia berdampak jelas pada kecerahan warna ikan, yakni ikan menjadi lebih mengkilap. Selain itu, Daphnia diperoleh dari tempat kultur yang steril berbeda dengan cacing maupun jentik nyamuk sehingga membuat ikan yang mengkonsumsinya bebas dari penyakit.
Kultur Daphnia yang Mudah Metode untuk kultur Daphnia cukup sederhana dan tidak memerlukan banyak biaya. Pertama yang dilakukan adalah menyiapkan wadah kultur dengan pemberian pupuk seperti kotoran hewan. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan fitoplankton di dalam wadah budidaya yang digunakan oleh Daphnia sebagai makanannya agar dapat tumbuh dan berkembangbiak. Dalam proses kultur, sebaiknya tempat kultur diletakkan di ruang terbuka agar mendapat sinar matahari untuk proses fotosintesis fitoplankton. Akan tetapi, sinar matahari langsung juga dapat mengganggu pertumbuhan Daphnia, sehingga sebaiknya wadah budidaya diberi naungan dengan atap yang terbuat dari plastik/fiber transparan. Aerasi secara kontinyu menggunakan aerator sebagai suplai oksigen dan pergantian air juga sangat diperlukan untuk mendukung kelangsungan hidup Daphnia.
Segi Ekonomi yang Menguntungkan Sebagai sumber pakan alami ikan, permintaan kutu air tinggi di pasaran dan datang dari berbagai daerah. Sebagian besar konsumen merupakan komunitas pecinta ikan hias. Selain ikan cupang, Daphnia juga cocok untuk pakan ikan hias jenis koki, lohan, anakan lele, nila dan lainnya. Daphnia siap dipanen dalam waktu cepat, hanya 7-11 hari. Harga Daphnia di pasaran Rp 40.000 per bungkus plastik yang berisi sekitar 150 ekor. Keuntungan bersih yang didapatkan dari kultur Daphnia sangat besar mengingat modal perawatannya yang kecil.
Kultur Daphnia dengan Teknologi Nanobubble Daphnia memiliki siklus hidup yang singkat, hanya sekitar 34 hari dan dapat melahirkan anak setiap hari. Satu Daphnia bertelur atau beranak dengan jumlah sekitar 39 ekor per hari. Pada jenis tertentu seperti Daphnia magna, bisa bertelur hingga 100 ekor. Dengan kepadatan 1000 individu/L, total telur yang dihasilkan dapat mencapai ratusan ribu. Hal tersebut menyebabkan tingginya kepadatan daphnia sehingga kadar oksigen terlarut menjadi faktor yang sangat penting dalam kultur daphnia. Selain itu, kekurangan oksigen terlarut meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah untuk membantu menyalurkan oksigen dalam tubuh. Adanya hemoglobin ini menyebabkan tubuh Daphnia menjadi berwarna merah. Hal ini tidak akan terjadi apabila kadar oksigen terlarut tercukupi.
Kultur Daphnia dengan teknologi aerasi modern Nanobubble sangat menguntungkan. Gelembung yang berukuran nano (80-300 nm) efektif dalam meningkatkan oksigen terlarut. Mesin nanobubble dapat meningkatkan oksigen terlarut 10-20 ppm. Gelembung berukuran nano memiliki tingkat stabilitas yang tinggi di dalam air, tidak mudah pecah dan bertahan lama dalam mempertahankan oksigen terlarut. Dengan terpenuhinya oksigen terlarut pada kultur Daphnia dengan Nanobubble akan meminimalisir kematian akibat kepadatan tinggi dan tentunya meningkatkan keuntungan diperoleh. Penerapan teknologi Nanobubble pada kultur Daphnia telah diimplementasikan pada kolam daphnia milik Bapak Ivan di Cisauk, Tangerang.
Sumber [1] Trobos Aqua. 2018. Daphnia Magna Kutu Air Raksasa. http://trobosaqua.com/detail-berita/2018/09/15/44/10720/daphnia-magna-%EF%BF%BDkutu-air-raksasa%EF%BF%BD, diakses pada 29 Juni 2021 [2] Putriadita. 2017. Mengeruk Untung dari Si Kutu Air. https://peluangusaha.kontan.co.id, diakses pada 29 Juni 2021 [3] Samhari, R., Hastiadi, H., dan Eka, I. 2014. Pengaruh Pemberian Kalsit dengan Kadar yang Berbeda terhadap Perkembangan Populasi Daphnia sp. Jurnal Ruaya, 2: 65-76. [4] Delbaere, D & P.Dhert. 1996. Cladocerans, Nematodes & Trochopora Larvae dalam manual “On the Production and Use of Live Food Aquaculture''. Food and Agriculture Organization of the United Nations. New York. [5] Pangkey, H. 2009. Daphnia dan Penggunaannya. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 5(3):33-36.